Kamis, 25 April 2013

Narasumber                 : Ust. Masduki
Announcer                  : Ahmad Fauzan
Al-‘Imran : 31-32

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ

ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

3:31. Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

قُلْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ

الْكَافِرِينَ

3:32. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
Pada ayat ini sudah jelas sekali dikatakan apabila kita mengaku mencintai dan beriman kepada Allah maka kita harus membuktikan pula bahwa kita juga cinta kepada rosul. Kita mengikuti rosulullah SAW maka antara Al-Qur’an dan Al-Hadits tidak bisa dipisah-pisahkan.
Rosulullah SAW telah wafat, namun beliau telah meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk kita. Manusia bisa benar bisa juga salah maka jika kita mengkaji sesuatu sebaiknya kita rujukkan pada firman Allah SWT dan sabda rosulullah SAW karena yang benar adalah Allah dan rosul-Nya. Selain itu, pendapat seseorang kadang sama tetapi kadang juga berbeda dan kadang bisa benar namun kadang juga bisa salah, oleh karena itu dalam ayat lain dikatakan “kalau kamu berselisih tentang sesuatu, kembalikanlah pada Allah dan rosul (Al-qur’an dan hadits)” karena itulah yang namanya agama dan dengan agama inilah yang membawa kita selamat dunia dan akherat kalau kita mau mengikuti Al-qur’an dan sunnah.
Narasumber                 : Ust. Masduki
Announcer                  : Ahmad Fauzan
Al-‘Imran : 31-32

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ

ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

3:31. Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

قُلْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ

الْكَافِرِينَ

3:32. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
Pada ayat ini sudah jelas sekali dikatakan apabila kita mengaku mencintai dan beriman kepada Allah maka kita harus membuktikan pula bahwa kita juga cinta kepada rosul. Kita mengikuti rosulullah SAW maka antara Al-Qur’an dan Al-Hadits tidak bisa dipisah-pisahkan.
Rosulullah SAW telah wafat, namun beliau telah meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk kita. Manusia bisa benar bisa juga salah maka jika kita mengkaji sesuatu sebaiknya kita rujukkan pada firman Allah SWT dan sabda rosulullah SAW karena yang benar adalah Allah dan rosul-Nya. Selain itu, pendapat seseorang kadang sama tetapi kadang juga berbeda dan kadang bisa benar namun kadang juga bisa salah, oleh karena itu dalam ayat lain dikatakan “kalau kamu berselisih tentang sesuatu, kembalikanlah pada Allah dan rosul (Al-qur’an dan hadits)” karena itulah yang namanya agama dan dengan agama inilah yang membawa kita selamat dunia dan akherat kalau kita mau mengikuti Al-qur’an dan sunnah.

Rabu, 10 April 2013

Nikmat iman dan Islam


Nikmat iman dan Islam yang hanya dengan itulah hidup kita akan menjadi bermakna dan berarti dihadapan Allah.
Al Baqarah ayat 17-18
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ
مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي
ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ
2:17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
2:18. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

Pada QS Al Baqarah ayat 17 sudah diterangkan bahwa merupakan keadaan orang-orang kafir terutama ketika Rosulullah diutus di tengah-tengah mereka yang dalam keadaan kegelapan (gelap gulita) dan jahiliyah (tidak mengerti kebenaran). Kemudian Allah membangkitkan seorang rosul yaitu Rosullah SAW yang membawa cahaya Al-Qur’an,cahaya  Islam di tengah-tengah mereka yang dengan itulah kegelapan itu tersinari sehingga disengkelilingnya menjadi terang. Namun, orang-orang kafir tidak mau menggunakan kesempatan dengan adanya cahaya yang Allah berikan pada mereka. Sehingga Allah menghilangkan manfaat dari cahaya tersebut. Bukan cahayanya yang hilang, tapi manfaatnya yang hilang. Cahaya tetap bercahaya, Islam dan Al Qur’an tetap bersinar. Islam tidak bisa dipadamkan oleh siapapun.
Allah mengatakan, “Mereka tetap dalam kegelapan karena Allah menghilangkan kemanfaatan dari pada cahaya itu” Mengapa? Karena mereka menolak, mereka tidak mau menerima.
Kembali merujuk pada QS Al Baqarah ayat 6
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ
تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
2:6. As for the Disbelievers, Whether thou warn them or thou warn them not it is all one for them; they believe not.
2:6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
Ayat di atas mengatakan bahwa orang-orang kafir yang karena menolak dahulu terhadap petunjuk Allah sehingga saat diberi peringatan atau tidak dan mereka mendengar peringatan itu  atau tidak hasilnya sama saja. Jadi, sekalipun mereka mendengar tapi pendengarannay tidak berfungsi lagi, tidak berguna lagi. Mereka bukan tidak mendengar. Mereka mendengar seruan Allah, mendengar dakwah, melihat keadaan, kenyataan di hadapan mereka bahkan akal mereka pun menerima tetapi hati mereka tidak bisa menerima keimanan itu. Maka, seakan-akan pendengaran, penglihatan, dan hati mereka seperti orang yang buta, tuli, bahkan bisu untuk mengucapkan kebenaran.
Al Baqarah ayat 7
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
2:7. Allah hath sealed their hearing and their hearts, and on their eyes there is a covering. Theirs will be an awful doom.
2:7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.

Kita sebagai kaum muslimin harus bersyukur karena kita dijadika Allah orang yang beriman, Islam, dan diberi kesempatan oleh Allah untuk mempelajari Al-Qur’an dan sunah Rosullullah dengan sangat mudah dan dapat menggunakan berbagai media.
Semua kambali pada diri kita, siapkah hati kita ini terbuka oleh kebenaran itu? Mata, telinga, mulut adalah pintu dan muaranya adalah di hati.um.ac.id

Menggapai Mimpi


Kira-kira dorongan psikologis seperti apa yang mempercepat tergapainya mimpi?Ternyata hanyalah dorongan yang sederhana dan semua orang mempunyai potensi tersebut tetapi sering dilupakan bahkan hampir hanya bersemayam pada sebagian kecil penduduk dunia ini. Hal sederhana apa yang dimaksud?
Bersyukur, indahnya bersyukur.
Ada suatu pendapat bahwa jika kita masih punya makanan di almari, masih punya pakaian yang kita pakai, dan masih punya atap yang menaungi dari panas dan hujan maka kita termasuk manusia yang bahagia dibanding dengan 75% penduduk bumi. Kita masih bisa sholat di masjid, mendatangi pertemuan-pertemuan pengajian tanpa ada keraguan, kecemasan, ketakutan untuk ditangkap, dipenjara, atau bahkan mungkin dibunuh oleh suatu kekuatan maka kita termasuk lebih beruntung dari pada penduduk bumi 3 milliard orang. Hal-hal seperti itu sering tidak menyemayamkan rasa syukur di hati kita. Jadi, jika ada orang bilang bahwa kalau bakat itu adalah suatu gift, talenta, pemberian dari Allah maka kalau bersyukur itu adalah karakter, dan karakter itu adalah bebas. Apa yang kita mau? Apakah kita mau menjadi orang yang bersyukur atau orang yang kufur? itu adalah pilihan. Kita menjadi orang yang bersyukur yang mempunyai karakter adalah sebuah pilihan supaya kita masuk dalam umat yang selalu bersyukur. Kita bisa menghirup oksigen tanpa bantuan biaya adalah suatu kenikmatan yang diberi oleh Allah SWT, coba bandingkan dengan orang-orang yang terbaring di rumah sakit yang harus menggunakan bantuan oksigen untuk bernafas dan itu pun harus membayar, betapa bersyukurnya kita. Rasa bersyukur serasa diabaikan jika dibandingkan dengan intensitas permohonan kita. Ibaratnya kalau mempunyai CD untuk merekam maka kita butuh berjuta-juta CD untuk merekam permohonan manusia, tetapi kita hanya cukup satu CD untuk merekam bagaimana rasa syukur manusia pada apa yang telah dimiliki kepada Allah SWT, betapa tidak imbangnya. Kebanyakan sistematikanya adalah berdo’a dahulu → dikabulkan → bersyukur, jarang orang bersyukur terlebih dahulu kemudian berdo’a. Ini menjadi suatu renungan untuk kita semua, termasuk yang mana kah kebiasaan yang kita miliki? Padahal Allah sendiri menuntunkan sebagai contoh pada surat Al-Fatehah yang ayatnya berbunyi “Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn”, setelahbismillah langsung kalimat alhamdulillah dalam artian berterimakasih terlebih dahulu baru kemudian memohon. Kita terbiasa mengeluh, memohon terlebih dahulu, yen diparingi ora bersyukur atau setelah diparingi baru bersyukurnah ini mengakibatkan betapa mudahnya kita kecewa karena untuk bersyukur harus menunggu hasilnya terlebih dahulu, kita melupakan hasil yang sudah kita terima saat ini.
Orang selalu memohon dari pada selalu bersyukur, orang selalu meminta daripada selalu berterima kasih. Kalau kita ingin menggapai mimpi kita jangan lupakan apa yang sudah menjadi milik kita yang saat ini kita miliki.
Bersyukur adalah katalisator untuk menggapai mimpi-mimpi kita. Tentang mimpi, bayangkanlah mimpi kita sudah dikabulkan sekalipun kenyataanya belum dikabulkan tetapi kita selalu bersyukur terlebih dahulu bahwa seakan-akan mimpi kita sudah tercapai, maka lihatlah pencapaian penggapaian mimpi akan lebih cepat.

Selasa, 09 April 2013

Gejolak Hati

DIRIMU YANG SATU

Andai kau tahu
Apa isi hatiku ini ?
Apa yang ku rasakan saat ini ?

Jika kau bisa merasakan
Ku mohon... balas rasa ini !
Ku mohon ungkapkan rasa yang ada di hati mu !

Andai kau tahu...
Hanya dirimulah yang ada di hati..
Hanya nama mu yang terukir di jiwa ..
Hanya wajah mu yag ada di bayangan ku...

Dirimu yang satu ...
Telah menebar cinta di hatiku
Telah membagi rasa indah di hati
Walau hanya aku yang merasakan

Cinta itu timbul ...
Saat ku lihat dirimu
Dan tiba-tiba saja rasa itu timbul
Di hati ku.......karna hanya dirimu di hati ...