Sabtu, 24 Agustus 2013

jangan putus asa



Janngan putus asa
21 juni 2008 
Kelulusan sudah di umumkan, Allhamdulillah aku lulus dengan nilai 35,70. Maafkan aku ibu aku tak bisa menaikkan mu kepanggung itu, kepanggun orang- orang yang mendapatkan penghargaan peringkat sepuluh besar sekolah,. Maafkan aku ibu, aku gagal lagi. Selama 3 tahun ini aku hanya menempati peringkat 5 besar kelas. Dalam kelas pun aku tak mampu meraih juara apalagi sekolah?. Maafkan aku ibu, sambil merangkul ibu ku aku menangis, disaat perpisahan berlangsung. ‘’Kenapa kamu menangis amin?’’. Maafkan aku ibu aku tak bisa mengukir prestasi di smp ini, padahal perjuangan ibu untuk bisa menyekolahkan ku sangatlah berat, setiap hari kau kayuh sepeda, menjajakkan makanan ringan dari subuh hinngga sore hari, ini semua demi aku, tetapi aku tak bisa mengemban amanahmu menjadi anak yang cerdas, anak yang punya prestasi. ‘’Le sudah sepantasnya ibu melakukan ini, sudah sepantasnya aku memperjuangkan mu, menyekolahkah mu, memdidik mu, karena hanya denga ilmu yang bisa aku beri, tak apalah lah orangtua mu hidupnya sengsara,masak anaknya juga akan meniru. Untuk itu aku melakukan seperti ini agar kamu bisa sekolah setinggi- tingginya, sehimgga bermanfaat untuk dirimu dan orang lain. Tak apalah aku tak bisa baca tulis, tapi masak kamu juga akan nurut, tentunnya tidak kan. Untuk itu le jangan kau bersidih hati, jangan kau menangngis, jangan kau berputus asa, bersidihlah jika engkau berhenti dan menyerah dalam meraih apa yang kamu impikan’’.
Jangan kau bersedih hati jikalau engkau mengalami kegagalan, bersedihlah jikau engkau berhenti dan menyerah dalam meraih impian mu.
sssaa


 
 



Kejarlah mimpi mu
27 juli 2008
Pagi ini aku menuju ke pasar, untain debu menemaniku, pikulan keranjang menimpaku. Sudah rutin ini aku lakukan selama 3 tahun di Smp. Apabila ayam jago mulai beryannyi, api kemerahan dari ufuk timur telah menampakkan sinarnya. Akupun sudah siap- siap berangkat menuju ke pasar. Karena hari ini adalah hari pasaran, tentunya ibuku mulai berdagang mie ayam di pasar karang talun. Pagi ini ibuku membuat mie ayam 6 kg, karena hari ini adalah pasar pon. Pastinya keadaan pasar begitu rame. Harapanya hari ini dangangan mie ayamnya terjual habis.
Hanya sepeda onthel tua ini menemaniku menuju ke pasar. Sepeda yang nampak letih, rodanya  begitu rapuh, bayanganya nampak berkarat, tak memiliki rem. Tak apalah hanya sepeda onthel ini yang menemaniku. Tidak hanya ke pasar ke sekolahpun aku memakainya. Memang hanya ini yang ku punya, kadangkala jikalau berangkat ke sekolah terusik rasa malu, rasa minder. Tetapi mau gimana lagi, hanya ini tumpangan ku, tumpangan untuk menuju meraih mimmpi ku. Mimpi yang amat tinggi, bagi seorang anak pedagang mie ayam dan makanan ringan. Tetapi tak apalah, sukuri saja, nikmati saja, insaAllah, Allah akan mengangkat derajat hambanya yang bersukur. Jarak dari rumah menuju ke pasar sekitar 50 meter, tentunya dengan muatan yang amat berat. Ahirnya aku tiba juga di pasar.
Kemudian aku menggankat wadah mie ayam, kompor gas,wadah ayam serta bumbu mie ayam, ku tata dalam ombrok. Tak lupa mengambil air semur dengan 2 temba, tentunya terasa berat bagi seorang bocah smp, tetapi ini demi ibu ku, demi cita- cita ku. Terselip sebuah perkataan dari seorang pedangan ayam’’min untuk menuju kesuksesan memang harus menempuh jalan yang terjal, kesulitan bagaikan hujan turun, tapi yakinlah hujan akan reda juga, kesulitan akan lenyap juga, tinggalah senyuman keberhasilan, jangan putus asa, suatu saat nanti kamu akan hidup bahagia’’. Aku pun menjawapnya’’terimakasih atas nasehatnya semoga Allah meridoi apa yang ku cita- citakan’’. Dalam hati ku, aku mengadu ya Allah jikalau Engkau Maha Pengasih, permudah aku untuk meraih apa yang ku cita- citakan serta berikanlah kesehatan dan rejeki kepada orang tua ku.
Sambil melangkah menuju ke warung aku memandang langit, sudah tampak berkilaun sinar mentari menyinari pasar. Nampaknya sudah mulai aku berangkat sekolah. ‘’bu saya berangkat sekolah dulu, tentunya untuk mengambil SKHU untuk persiapan pendaftaraan ke SMK atau ke SMA’’. Sambil ku kecup tanganya aku minta ijin kepada ibu ku untuk berangat ke sekolah.
Tak lama kemudian setelah menuju ke sekolah, setelah semunya urusan selesai. Aku langsung menujuju kepasar untuk mengutarakan impiakan ku, cita-citaku, untuk melanjutkan sekolah ke SMK. Tentunya tak salah aku memilih melanjutkan ke SMK. Karena dengan aku belajar di SMK, aku akan mendapatkan ketrampilan dan bisa langsung kerja. Orantuaku kun pun mungkin tak mampu bila aku melanjutkan ke SMA, karena setelah lulus tak punya ketrampilan dan mungkin harus kuliah.
Ku kayuh sepada tua ini, menuju ke pasar. Ahirnya tiba juga aku disana. Aku meliahat tampak tangisan ibu ku, raut mukanya begitu sedih. Aku tak tau apa yang barusan terjadi. ‘’Ibu apa yang sedang terjadi, mengapa ibu menangis? mengapa ibu bersedih?’’. ‘’Jikalau kamu tahun ini berhenti dulu, tak melanjutkan sekolah bagaimana?, bapak mu tak mampu membiayai sekolah mu. Uang ini hanya cukup untuk biaya sekolah adik mu. Dia juga akan masuk smp. Aku pun tau, pasti kamu bersedih, aku juga tak mau engkau tak melanjutkan sekolah. Tetapi aku hanya punya sedikit tabungan 600 ribu, tabungan ini sudah 3 tahun aku kumpulkan, rencananya untuk biaya sekolah mu dan adik mu. Tak apalah jikalu bapak mu tak mau menyekolahkan mu tahun ini, aku akan mencoba mencari pinjaman pada mbak yasri, semoga kamu tetap bisa bersekolah. ‘’Ibu tak apalah aku berhenti dulu, menunggu satu tahun dulu, nanti aku tak bekerja, ikut bapak ke Jakarta jualan mie ayam’’.
Ibuku memelukku dengan erat sambil membisikkan suara lirih,’’tidak le kamu harus tetap sekolah, aku tak mau kau seperti ibu, tak bisa baca tulis. Walaupun ibunya tak lulus Sd, tetapi anaknya jangan sampe meniru ibunya. Aku berharap pada mu, kejarlah mimmpi mu, kejarlah cita-cita mu, bahagiakan orang tua mu. Yakinlah Allah itu Maha Kaya. Jadi aku akan tetap menyekolah kan mu ke SMK, walaupun bapak mu tak menyetujuanya’’.
‘’Ya bu aku akan berusha tapi ibu jangan menangis, aku tak tahan melihat ibu seperti itu. Tahukah engaku ibu?. Aku punya mimmpi suatu saat nanti setelah aku lulus SMK. Aku akan melanjutkan kuliah di teknik otomotif. Aku kan menjadi seorang guru. Agar ilmu ku bermanfaat untuk nusa dan bangsa. Bu jangan nangis lagi yaa’’.
Tentunya dalam benak ibuku terpikir perasaan cemas, gelisah, sedih karena kedua anaknya ingin melnjutkan sekolah ke smk dan smp. Tentunya membutuhkan biaya besar. Uang mana lagi yang akan di pakai oleh ibu ku. Terucap olehnya ‘’pak aku akan tetap menyekolahkah amin dan nia. Aku sudah menabung selama 3 tahun untuk digunakan pendaftaran sekolahnya amin’’.  Ucap ibuku dengan pelan. Kemudian bapak ku menjawab ‘’ jikalu keinginan mu seperti itu, aku juga akan berusaha’’.
Ahirnya dengan kegigihan ibuku menyakinkan bapak ku. Aku tetap bisa melanjutkan sekolah di SMK, walaupun dengan uang hutangan, serta dengan keringanan pihak sekolah. Tetapi aku tetap bisa bersekolah di SMKN 1 rejotangan. Alhamdullillah aku panjatkan kepada Allah yang Maha Pengasih dan Peyangang.


Latarbelakang ketidak mampuan mu meraih sesuatu, janganlah kau merasa berputus asa. Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang. Mintalah denngan tulus kepada-Nya. Niscaya Dia akan mengabulkan doa mu. Jangang kau mengira kekurangan dan keter batasan membuatmu menvonis sumber kegagalan. Sekali lagi tidak. Tuhan mu Maha pengasih dan Penyang. Jangan kau berputus dengan pengharapan- Nya.
 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar